
Jakarta – Penemuan atribut ormas oleh polisi dari rumah seorang sopir taksi berinisial S di kawasan Jakarta Timur pada Jumat (17/5) memicu kehebohan. Polisi menemukan di rumah seorang sopir taksi berinisial S (45). Penemuan ini memicu penyelidikan lebih lanjut mengenai potensi keterlibatan pihak yang bersangkutan dalam aktivitas organisasi masyarakat tertentu.
Kronologi Penemuan Atribut Ormas
Dalam proses penggeledahan, petugas berhasil mengamankan beberapa atribut ormas, seperti bendera, seragam lapangan, selebaran, dan stiker yang berlogo ormas tertentu. Hasilnya, petugas menemukan berbagai atribut ormas, seperti bendera, rompi, dan stiker dengan logo organisasi tertentu.
“Benar, kami menemukan dalam jumlah yang cukup banyak. Saat ini, kami sedang menyelidiki kaitannya dengan aktivitas organisasi itu,” ujar AKP Rudi Santoso, Kapolsek Jakarta Timur.
Kami menemukan barang-barang tersebut tersimpan rapi di dalam lemari dan beberapa lainnya ada di ruang tamu,” ujar AKP Rudi Santoso, Kapolsek Jakarta Timur, saat konferensi pers, Jumat (17/5).
Atribut Ormas Bisa Jadi Petunjuk Keterlibatan
Kepemilikan atribut ormas tidak selalu menjadi pelanggaran hukum. Namun, menurut pihak kepolisian, keberadaan simbol-simbol organisasi tertentu di rumah pribadi dapat menjadi petunjuk awal terhadap kemungkinan keterlibatan seseorang dalam kegiatan yang lebih luas.
maka bisa masuk ranah pidana. Hal inilah yang kini sedang didalami oleh pihak kepolisian.Karena itu, kami tidak bisa mengabaikannya,” tegas Rudi.
Dalam konteks ini, penyelidikan terus dilakukan untuk memastikan apakah sopir taksi tersebut aktif dalam kegiatan ormas yang dimaksud, atau hanya menyimpan barang-barang tersebut tanpa keterlibatan langsung.
Sopir Taksi Masih Berstatus Saksi
Meski telah menemukan polisi belum menetapkan sopir taksi tersebut sebagai tersangka. Ia masih berstatus saksi dan sudah menjalani pemeriksaan awal. Ia mengaku hanya menyimpan atribut tersebut karena merasa simpati terhadap kegiatan ormas tersebut beberapa tahun silam.
“Kami tetap memegang asas praduga tak bersalah. Yang bersangkutan masih kami anggap saksi sampai penyelidikan menunjukkan hal sebaliknya,” kata Rudi menambahkan.
Hingga kini, belum ada penahanan. Namun, pihak kepolisian telah mengamankan semua barang bukti berupa atribut ormas untuk keperluan analisis lebih lanjut.
Reaksi Warga Sekitar
Warga di sekitar tempat tinggal sopir taksi mengaku terkejut atas penggeledahan tersebut. Sebagian masyarakat merasa khawatir dan menuntut transparansi dari pihak berwenang.
“Saya nggak menyangka, Mas S itu orangnya baik, sopan. Tapi saya memang pernah lihat ada bendera ormas di dalam rumahnya,” ujar Ibu Lestari, tetangga yang tinggal persis di sebelah rumah S.
Reaksi publik terhadap kasus ini pun beragam. Beberapa pihak menganggap penting untuk mengawasi kepemilikan atribut ormas demi menjaga ketertiban umum, sementara lainnya mengingatkan agar tidak terlalu cepat menyimpulkan keterlibatan seseorang hanya berdasarkan simbol-simbol visual.
Atribut Ormas dan Potensi Masalah Sosial
Penggunaan atribut ormas dalam masyarakat harus mengikuti aturan. Beberapa organisasi memang terdaftar resmi, tetapi sebagian lainnya telah dibubarkan pemerintah karena aktivitas yang dianggap bertentangan dengan konstitusi.
Menurut ICJR (Institute for Criminal Justice Reform), kepemilikan simbol organisasi tidak otomatis berarti keterlibatan dalam tindak pidana, kecuali ada bukti penggunaan simbol itu dalam aksi melanggar hukum.
Polisi Terus Dalami Kasus
Penyidik menyatakan bahwa mereka akan memeriksa lebih lanjut riwayat keterlibatan S dalam ormas tersebut, termasuk kemungkinan komunikasi dengan tokoh-tokoh organisasi. Polisi juga mengamati unggahan media sosial yang mungkin berkaitan dengan aktivitas organisasi tersebut.
“Kami meminta masyarakat tenang dan tidak menyimpulkan sendiri. Serahkan sepenuhnya kepada proses hukum,” tegas AKP Rudi.